Solusi Saham

SELAMAT DATANG DI SOLUSISAHAM SANGAT SENANG JIKA DAPAT MEMBANTU ANDA , SEMUA YANG DATANG SEBAGAI TAMU AKAN TINGGAL SELAYAKNYA SAUDARA

ARTIKEL

Monday 15 June 2009

Cermati PGAS, EXCL, KREN, HEXA, GJTL, FREN, BBCA

Harga saham sejumlah emiten Bursa Efek Indonesia hari ini setidaknya akan terpengaruh aksi koprorasi, kondisi keuangan maupun berita-berita seputar emiten yakni PGAS, EXCL, KREN, HEXA, GJTL, FREN dan BBCA.

Bisnis Indonesia edisi hari ini mencatat ketujuh emiten BEI tersebut yakni:

ANZ menyediakan jaminan pembayaran dan jaminan pelaksanaan senilai US$40 juta ke PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN/PGAS) untuk mendukung pengembangan perseroan. Joseph Abraham, Presiden Direktur PT ANZ Panin Bank, mengatakan kerja sama itu merupakan terobosan baru dalam bisnis korporasi ANZ.

"Kami optimistis PGN mempunyai fondasi keuangan dan kinerja yang kuat," ujarnya dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia pada pekan lalu. Penandatanganan perjanjian fasilitas itu dilaksanakan pada 10 Juni.

PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) berencana membiayai kembali (refinancing) utang senilai Rp500 miliar yang jatuh tempo pada Oktober dan Desember tahun ini. Senior Vice President Corporate Finance Excelcomindo Johnson Chan mengatakan sumber pendanaan untuk refinancing berasal dari kredit sindikasi BNI yang diperkirakan mencapai Rp1,5 triliun.

"Sisa dana pinjaman senilai Rp1 triliun digunakan untuk mendukung belanja modal," ujarnya kemarin. Dia menjelaskan pinjaman dari BNI bertenor 5 tahun dengan bunga mengacu ke Japan inter bank offered rate. "Negosiasi soal bunga dan grace period [masa tidak membayar cicilan] sedang berlangsung. Kami berharap dalam jangka waktu sebulan perjanjian kredit sindikasi dengan BNI bisa ditandatangani."

PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (KREN) segera memproses penawaran umum terbatas (rights issue) senilai Rp150 miliar-Rp300 miliar pada kuartal III/2009 untuk kebutuhan ekspansi. Selain itu, PT Kresna Prima Invest yang merupakan induk perusahaan sekaligus pemegang saham mayoritas Kresna Graha juga berencana untuk menerbitkan obligasi senilai Rp200 miliar, sehingga total pembiayaan eksternal yang dibidik mencapai Rp500 miliar.

Direktur Utama Kresna Graha Michael Steven menuturkan manajemen sedang memproses rencana rights issue yang akan meraup dana segar hingga Rp300 miliar. Dokumen pendaftaran aksi korporasi tersebut akan segera dimasukkan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan untuk mendapatkan persetujuan atau pernyataan efektif.

Bertindak sebagai pembeli siaga dalam penawaran umum itu adalah unit bisnisnya yakni Kresna Securities. "Sekarang sedang diproses. Kami belum putuskan apakah [sebagian besar saham baru] akan diserap sendiri atau ada pembeli lain. Saat ini, ada tiga [pemodal] yang berminat membeli saham baru yang akan kami terbitkan itu," jelasnya akhir pekan lalu. Namun, dia menolak memerinci identitas pemodal yang dimaksud itu.

PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) berencana membagikan dividen dua kali untuk per 31 Desember 2008 dan per 31 Maret 2009 dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang akan digelar pada akhir bulan ini. Pekan lalu, perseroan baru meraih kontrak pengadaan alat berat senilai US$18 juta.

Sekretaris Perusahaan Hexindo Heri Akhyar mengatakan pembagian dividen berganda itu untuk memberi nilai tambah kepada pemegang saham di samping adanya transisi perubahan periode pelaporan keuangan dari sebelumnya Januari-Desember menjadi April-Maret mulai tahun ini. Periode pelaporan keuangan tersebut mengikuti praktik yang berlaku di Jepang, mengingat mayoritas saham Hexindo dikuasai Hitachi Construction Machinery Co Ltd sebanyak 53,67% dan Itochu Corporation 22,55%. Sisanya adalah pemegang saham publik sebesar 23,78%.

"RUPS pada 29 Juni akan membahas kinerja 2008 dan kinerja 3 bulan 2009. Kami mengusulkan membagi dividen 30%-40% untuk kinerja tahun lalu dan 20% untuk per Maret sesuai dengan kebijakan pembagian dividen normal perusahaan untuk perolehan laba bersih di atas Rp20 miliar," ujarnya saat dihubungi pada pekan lalu.

Per 31 Desember 2008, Hexindo membukukan pendapatan Rp2,79 triliun dan laba bersih Rp255,48 miliar, naik dari periode sebelumnya penjualan Rp1,74 triliun dan laba Rp56,62 miliar. Laba bersih per saham naik dari Rp67 menjadi Rp304.

PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) berencana menukar obligasi senilai US$420 juta berbunga 10,25% yang jatuh tempo 2010, dengan obligasi baru yang jatuh tempo pada 2014. Bloomberg melaporkan perusahaan ban dan karet sintetis tersebut akan menukar utangnya pada harga par untuk para pemegang obligasi yang merespons tawaran tersebut selambat-lambatnya pada 26 Juni.

Selanjutnya, untuk investor yang menunggu hingga 3 Juli perseroan menawarkan harga 95% dari nilai awal (face value). Ketika dimintai konfirmasi, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Gajah Tunggal Tbk Catharina Widjaja tidak bersedia mengangkat telepon maupun menjawab pesan singkat yang dikirimkan ke telepon selulernya.

Dalam laporan triwulan pertama 2009, Gajah Tunggal memiliki utang obligasi berdenominasi dolar senilai US$420 juta. Beban bunga membengkak hingga 26,5% menjadi Rp141,14 miliar. Akibatnya, per triwulan I/2009 perseroan mengalami rugi bersih Rp294,69 miliar dibandingkan dengan periode sama 2008 perseroan meraih laba bersih Rp142,49 miliar. Penjualan turun 6% menjadi Rp1,74 triliun dalam 3 bulan pertama tahun ini, padahal pada periode yang sama tahun lalu penjualan mencapai Rp2,85 triliun.

Sebanyak Rp1,07 triliun dari penjualan itu dialokasikan untuk pasar domestik, sedangkan Rp659 miliar sisanya dilempar ke pasar ekspor. Di perdagangan kemarin, harga saham perseroan berkode GJTL tersebut melemah 1,59%, atau Rp5 per saham ke level Rp310. Sepanjang tahun, harga saham perseroan menguat 55%, sehingga kapitalisasi pasarnya sekarang mencapai Rp1,08 triliun. Bisnis mencatat Grup Gajah Tunggal sepanjang tahun lalu membukukan penurunan kinerja sebesar 582,3% akibat krisis finansial. Kinerja grup korporasi tersebut menjadi yang terburuk ketiga, setelah grup Bhakti dan grup Prajogo Pangestu (Barito Pacific).

PT Mandiri Sekuritas mengusulkan agar PT Mobile-8 Telecom Tbk (FREN) segera dijual ke investor strategis pada akhir tahun ini. "Pemodal strategis diharapkan efektif menjadi pemegang saham baru Mobile-8 paling lambat pada akhir 2009, sehingga operator telepon itu mendapat dana segar untuk membiayai operasionalnya," ujar seorang eksekutif yang mengetahui isi kajian yang dibuat oleh Mandiri Sekuritas kepada Bisnis pada akhir pekan lalu.

Mandiri Sekuritas merupakan penasihat keuangan yang ditunjuk oleh steering committee, yang beranggotakan 13 investor institusi, untuk membuat kajian. Nantinya, hasil kajian itu digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam rapat umum pemegang obligasi (RUPO) yang dijadwalkan pada 30 Juni. Penjualan saham kepada investor strategis merupakan salah satu opsi, selain suntikan dari pemegang saham melalui rights issue yang dikombinasikan dengan restrukturisasi utang obligasi rupiah.

Jerash Investment Ltd pada 30 April 2009 menguasai 32% saham Mobile-8, PT Global Mediacom Tbk dan PT Bhakti Asset Management memiliki 19% saham dan 7,28%, sedangkan Qualcom Incorporated dan UOB Kay Hian Private Ltd memiliki 5,01% dan 13,29% saham. Berdasarkan materi rapat informasi dengan pemegang obligasi pada 19 Desember 2008, Mobile-8 membutuhkan dana segar US$100 juta pada tahun ini.

No comments: